ID | EN

Yang Harus Anda Tahu tentang Social Distancing

Social distancing mengharuskan kita untuk menjaga jarak satu sama lain, sehingga virus atau patogen tidak dapat menyebar dari satu orang ke orang lain.

Seiring dengan meningkatnya pasien positif Covid-19 di Indonesia, pemerintah dan organisasi kesehatan di berbagai negara termasuk Indonesia pun mengimbau masyarakat untuk menerapkan Social Distancing atau Pembatasan Sosial. Apa itu Social Distancing? Bagaimana cara menerapkannya? Berikut ulasannya menurut Thomas Perls, seorang profesor kedokteran di Boston University. 

Social distancing adalah sebuah cara yang direkomendasikan oleh ahli kesehatan masyarakat untuk memperlambat penyebaran penyakit yang ditularkan dari orang ke orang. Cara ini mengharuskan kita untuk menjaga jarak satu sama lain, sehingga virus atau patogen apa pun tidak dapat menyebar dari satu orang ke orang lain.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, social distancing adalah perilaku menghindari pertemuan massal dan menjaga jarak dua meter atau kira-kira satu depa dari orang lain. Di New York City misalnya, bioskop kini ditutup sementara, dan seluruh sekolah di AS ditutup.

Cara ini bisa diterapkan dengan memilih menggunakan kendaraan pribadi sementara waktu jika memang harus pergi ke suatu tempat. Kalau pun Anda terpaksa harus menggunakan transportasi umum, usahakan untuk menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain.


Photo credit: Instagram @pt_transjakarta

Social distancing juga bisa dilakukan dengan tidak menyentuh orang lain, termasuk jabat tangan. Karena sentuhan fisik adalah cara yang paling memungkinkan sekaligus paling mudah SARS-CoV2 (virus corona baru) menular ke orang lain.

Cara ini memang tidak dapat mencegah 100% terjadinya penularan, tapi dengan menerapkan aturan sederhana ini, Anda telah turut membantu dalam memperlambat penyebaran. Jika jumlah kasus tidak dapat ditekan di bawah jumlah yang bisa ditangani oleh sistem pelayanan kesehatan pada suatu waktu (disebut perataan kurva atau flatten the curve), rumah sakit bisa kewalahan dan berujung pada kematian atau penderitaan yang seharusnya tak perlu terjadi.

Bagaimana social distancing bisa berhasil?
Jika dilakukan dengan tepat dan dalam skala besar, social distancing dapat memperlambat atau bahkan memperlambat rantai transmisi dari orang ke orang. Orang dapat menyebarkan virus Corona selama sekitar lima hari sebelum mereka menunjukkan gejala. Social distancing dapat membatasi jumlah orang yang terinfeksi, dan berpotensi menyebarkan virus sebelum mereka menyadari bahwa mereka terinfeksi virus.

Sangat penting untuk tidak menyepelekan kemungkinan terjadinya paparan dan mengarantina diri Anda sendiri. Menurut penelitian yang baru-baru ini dipublikasikan, swakarantina atau self-quarantine harus berlangsung selama 14 hari. Dalam periode waktu tersebut seseorang dapat menunjukkan gejala Covid-19.

Jika setelah dua minggu mereka tetap tidak menunjukkan gejala apa pun, maka karantina dapat dihentikan. Pada orang yang tidak memiliki gejala seiring tersedianya pengujian secara lebih luas, masa karantina yang lebih pendek dapat dilakukan.

Mengapa social distancing begitu penting?
Saat ini, social distancing adalah satu-satunya cara yang tersedia untuk memerangi penyebaran virus corona. Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menghambat infeksi virus corona. Tanpa cara untuk mengobati orang setelah mereka jatuh sakit atau mengurangi kemungkinan mereka menulari orang lain, satu-satunya cara efektif adalah memastikan perawatan rumah sakit tersedia bagi mereka yang membutuhkan.

Untuk memastikan ketersediaan perawatan rumah sakit bagi mereka yang membutuhkan, kita harus memperlambat atau menghentikan penyebaran virus dan mengurangi jumlah kasus dalam suatu periode waktu.

Siapa yang harus melakukannya?
Semua orang sejatinya harus mau dan mampu mempraktikkan social distancing untuk mencegah meledaknya jumlah kasus. Tentu saja, untuk orang lanjut usia (lansia) harus melakukan semua yang mereka bisa untuk melindungi diri mereka sendiri, rajin mempraktikkan social distancing dan secara signifikan mengubah perilaku publik sampai pandemi ini berakhir.

Orang yang kuat pun perlu melakukan semua yang mereka bisa untuk melindungi mereka yang lemah, dengan membantu meminimalisasi paparan mereka terhadap Covid-19. Jika semua orang menerapkan social distancing, layanan medis tidak akan kewalahan menangani pasien yang terus membludak. Memperlambat dan mengurangi penyebaran penyakit ini ada di tangan kita semua.

Top photo credit: pixabay.com/users/geralt-9301

Scroll To Top