ID | EN

3 Trik Psikologi Marketing untuk Meningkatkan Penjualan

Trik psikologi marketing yang harus dikuasai untuk dongkrak penjualan. Cek dan simak 3 Trik ini!
Photo by Mathieu Stern on Unsplash
 
Pernah mendengar istilah psikologi marketing? Dalam sebuah bisnis, marketer atau pemasar memiliki tugas yang penting untuk dapat mengoptimalkan pemasaran yang diterapkan dalam bisnis tersebut.
 
Psikologi marketing sendiri merupakan pemahaman mengenai cara yang ditujukan untuk memengaruhi tindakan target (pembeli) dalam memandang sebuah produk atau jasa yang ditawarkan. Jika seorang marketer sudah mengantongi cara-cara tersebut, meyakinkan pembeli tentu bukan lagi perkara sulit. Berikut cara yang bisa Anda terapkan berdasarkan psikologi marketing untuk tingkatkan penjualan.
 
1. Pahami Jenis Pembeli
Ada banyak tipe (jenis) pembeli yang wajib Anda pahami agar dapat memasarkan produk atau jasa dengan lebih mudah. Yang pertama tipe penghemat, belanja berdasarkan anggaran dan daftar yang sudah dibuat. Kebanyakan dari mereka akan menunggu sebuah produk yang sudah tidak lagi naik daun kemudian baru membelinya. Anda bisa menggunakan kata-kata persuasif untuk membuat mereka ‘bimbang’, seperti “Produk ini cocok untuk investasi, jadi tidak akan rugi membelinya sekarang.”
Yang kedua tipe ‘penghambur’ uang, berbelanja karena dorongan emosional. Biasanya, mereka tidak perlu banyak diyakini untuk dapat membeli sebuah barang, cukup menggunakan gambar atau video yang menarik (menyenangkan untuk ditonton), maka dengan mudah mereka akan tergiur untuk membeli.
 
 
Terakhir merupakan tipe gabungan antara tipe hemat dan penghambur uang. Dengan kata lain, mereka akan membeli produk dengan alasan memanjakan diri namun tetap mencoba berhemat (menggunakan uang untuk bersenang-senang sesuai dengan anggaran). Anda bisa merayu pembeli tipe ini dengan fasilitas ‘menggiurkan’ seperti gratis biaya pengiriman, beli 2 gratis 1 atau garansi seumur hidup.
 
2. Bangun Loyalitas
Poin kedua ini penting dilakukan untuk meyakinkan pembeli dan calon pembeli agar membeli produk atau menggunakan jasa Anda kembali. Sebagai contoh, selain ucapan terima kasih secara langsung, melalui media sosial atau e-mail, Anda bisa menyisihkan sedikit anggaran untuk mengirimkan hadiah sederhana seperti voucher belanja atau voucher makan.
 
3. Jabarkan Fakta
Calon pembeli tentu merasa bosan jika Anda terlalu basa-basi dalam ‘berjualan’. Jabarkan informasi yang dibutuhkan oleh calon pembeli sesuai dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Sebagai contoh, Anda memiliki bisnis online, maka Anda harus tekankan keistimewaan produk Anda yang tidak dimiliki produk lain. Jabarkan pula kerugian jika calon pembeli tidak menggunakan produk atau jasa Anda. Sah-sah saja menggunakan kata-kata persuasif namun tetap spesifik dan sesuai fakta.
Scroll To Top