ID | EN

9 Fakta Menarik Museum Tjong A Fie

Museum Tjong A Fie merupakan tempat wisata menarik untuk dikunjungi di Medan. Tapi ketahui dulu 9 fakta berikut sebelum mengunjungi museum ini.
Photo source: @museumtjongafiemansion (Instagram)
 
Bila Anda berlibur ke Medan, sempatkanlah diri untuk mengunjungi Museum Tjong A Fie. Selain pernah menjadi rumah Tjong A Fie, museum ini merupakan cagar budaya yang dijaga kelestariannya karena memiliki nilai sejarah yang berharga. Sebelum Anda mengunjungi tempat ini, ada beberapa hal yang harus Anda ketahui tentang Tjong A Fie dan sejarah rumahnya.
 
  • Tjong A Fie adalah saudagar kaya raya asal Kota Medan. Beliau berasal dari Negeri Tirai Bambu dan memutuskan untuk hijrah ke Labuan Deli, Hindia Belanda. Ia mengikuti jejak kakaknya, Tjong Yong Hian, ke Medan. Kedua kakak beradik ini sama-sama membangun bisnis dan sukses. Tjong A Fie dan Tjong Yong Hian, memiliki hubungan yang baik dengan Pemerintah Belanda maupun Kesultanan Deli pada saat itu. Sehingga dikarenakan memiliki hubungan baik dengan Belanda maupun Kesultanan Deli, membuat kedua kakak beradik ini memiliki bisnis yang berkembang pesat di Medan maupun seluruh Sumatra.
 

Photo source: @museumtjongafiemansion (Instagram)
 
  • Pada tahun 1911, Tjong A Fie diangkat sebagai Majoor der Chineezen, menggantikan kakaknya yang telah meninggal, untuk memimpin komunitas Tionghoa yang berkembang di Medan. Karena kemampuannya yang tajam untuk bekerja dengan dan membawa banyak kedamaian bagi masyarakat, Tjong A Fie menerima beberapa penghargaan Pemerintah Kerajaan Belanda, termasuk kehormatan Orde van de Oranje-Nassau.
 

Photo source: @museumtjongafiemansion (Instagram)
 
  • Tjong A Fie merupakan pendiri Koninklijk Instituut voor de Tropen. Dalam perannya sebagai Majoor der Chineezen, Tjong A Fie tidak hanya seorang pemimpin yang bijaksana, tetapi juga seorang yang murah hati dan dikenal dermawan. Ia berkomitmen untuk memberikan kembali sebagian dari kekayaannya kepada masyarakat Medan secara keseluruhan, tanpa memandang ras atau agama. Dia membangun sekolah, rumah sakit, kuil, gereja, masjid dan fasilitas umum lainnya di Sumatera, Malaysia, dan Cina. Ia sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat Medan karena sifat kepemimpinannya yang dermawan.

Photo source: @museumtjongafiemansion (Instagram)
 
  • Tjong A Fie menikah tiga kali. Istri pertamanya bernama Madame Lie, berada di Cina. Pernikahan keduanya dengan Madame Chew, dari Penang dikaruniai tiga orang anak: Tjong Kong Liong, Tjong Song-Yin dan Tjong Kwei-Yin. Namun ia ditinggal meninggal oleh istri keduanya. Istri terakhirnya bernama Nyonya Liem Koei Yap, berasal dari Binjai, Sumatera Utara. Dia berusia 16 tahun ketika dia menikah dengan Tjong A Fie yang usianya jauh lebih tua. Bersama-sama mereka memiliki tujuh anak.
 

Photo source: @museumtjongafiemansion (Instagram)
 
  • Tjong A Fie meninggal pada tanggal 4 Februari 1921 karena penyakit apoplexy. Pada hari pemakamannya, ribuan orang berbaris di jalan atau berjalan di belakang peti matinya untuk memberikan penghormatan terakhir sebagai sosok yang dermawan dan juga pemimpin besar yang berpengaruh. Pada akhir hidupnya bisnis Tjong A Fie meliputi real estate, pertambangan, bank, jalur kereta api, kelapa sawit, tembakau, teh, karet, minyak kelapa, dan perkebunan tebu.

  • Dari segi arsitektur dan interior, bangunan memiliki perpaduan desain yang mengedepankan budaya Cina, Eropa, Melayu, dan Art Deco. Terdiri dari 2 lantai dan memiliki 35 kamar dan memiliki tanah seluas 8000 meter persegi.
 

Photo source: @museumtjongafiemansion (Instagram)
 
  • Pada bagian gerbang utama terdapat dua patung singa yang terbuat dari granit. Pada bagian atap rumah dan juga di gerbang masuk depan, masih terlihat sisa-sisa karya keramik warna-warni yang menempel di dekorasi atap. Lantai keramik yang terawat baik dan dipoles di lantai utama terbuat dari ubin Venesia. Perlengkapan lampu yang indah di rumah ini merupakan perpaduan gaya Cina dengan Art Deco Eropa pada masa itu. Langit-langit yang didekorasi memiliki pola lukisan tangan asli serta pemandangan burung Phoenix dan kupu-kupu. Di sayap samping rumah, terdapat lukisan dinding di lentil yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat di Tiongkok.

  • Pada bagian lantai dasar, melalui pintu kayu besar utama, biasanya Tjong A Fie menerima tamu-tamu terhormat yang berkunjung ke rumahnya. Aula utamanya didekorasi memiliki dekorasi dinding berpanel kayu berlapis emas dari lantai ke langit-langit yang diukir dengan indah dalam gaya Cina. Ruang samping yang mengapit ruang utama adalah Ruang Melayu dan Ruang Cina. Pada bagian luar halaman terdapat "Sumur Surga" yang terbuka, orang dapat melihat ke dalam tempat suci menuju kuil keluarga. Keturunan Tjong A Fie masih menggunakannya sampai sekarang untuk berdoa bagi leluhur mereka pada hari pertama dan kelima belas bulan lunar. Mengapit candi leluhur ada dua ruangan besar dan panjang. Salah satunya adalah kamar tidur almarhum Tjong A Fie yang menampilkan tempat tidur mahoni berukir asli, pakaian sutra, dan artefak dari zaman itu. Kamar yang dikuratori dengan baik ini dengan mudah membawa seseorang ke masa lalu tahun 1910-an. Di luar dua kamar ini dan kuil leluhur, terdapat ruang makan keluarga dengan meja panjang. Selain iti terdapat juga dapur berukuran besar, dengan alu dan batu mortar kuno, berada di sisi ruang makan, menuju sudut belakang rumah. Beralih ke lantai dua terdapat area umum yang terdiri dari kuil Kwan Ti Kong dan ballroom. Detail arsitektur berseni diterapkan di seluruh ruang yang dirancang dengan cermat ini.
 

Photo source: @museumtjongafiemansion (Instagram)
 
  • Pada bagian kedua sayap rumah, digunakan sebagai tempat tinggal bagi anggota keluarga Tjong A Fie. Saat ini, satu sisi sayap masih digunakan sebagai tempat tinggal pribadi. Sayap samping lainnya adalah bagian dari ruang museum untuk memamerkan artefak Peranakan dan barnag-barang antik.
 
Bagaimana? Tertarik mengunjungi museum yang satu ini? Bagi Anda yang penasaran dengan museum ini, silahkan kunjungi alamat pada direktori pada halaman ini!
Scroll To Top