ID | EN

Komunitas Pecandu Buku Sebarkan Virus Membaca Buku

Komunitas Pecandu Buku Tidak Ingin Berpaling dari Buku di Tengah Zaman Serba Digital Seperti Sekarang ini

Di era serba digital seperti sekarang ini, keberadaan buku seolah terlupakan. Namun, sekelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai Komunitas Pecandu Buku (KPB) masih menjadikan buku sebagai referensi utama untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi.

Buku menjadi barang yang semakin jarang disentuh karena terkesan tidak praktis. Tapi KPB memiliki anggapan lain. Ada proses panjang sebelum buku bisa sampai ke pasaran. Proses tersebut yang membuat buku memiliki kredibilitas. Bukan berarti KPB anti media digital. Komunitas ini setuju bahwa informasi dapat diperoleh dari mana saja, termasuk media digital.

Mereka tak memungkiri jika media digital banyak memberikan kemudahan. Namun ada hal istimewa yang tidak didapat saat membaca melalui media digital. Buku memberikan nuansa dan keintiman yang dirasakan saat membacanya. Ketika tangan membuka lembar demi lembar halaman, pembaca seolah diajak untuk masuk dalam perjalanan cerita. Suara kertas saat dibalik juga memberikan backsound di tengah keasyikan membaca. Hal itulah yang membuat komunitas ini tidak ingin berpaling dari buku.

Secara tidak langsung, membaca buku juga dapat menambah kemampuan literasi. Hal tersebut yang dialami para anggota komunitas. Selain membaca, para anggota juga tergerak untuk menerbitkan tulisan, seperti membuat cerpen, mengirimkan tulisan ke sejumlah surat kabar, hingga menuangkan kemampuan menulis dalam blog pribadi.

Di Jakarta, komunitas ini biasa melakukan kegiatan lapak baca dan bedah puisi setiap hari Minggu di Taman Suropati.

Terkait kata “pecandu” dalam penamaan komunitas, tidak lain adalah sebagai cara untuk mengubah cara pandang. Karena selama ini, pecandu selalu dikaitkan dengan makna negatif. Padahal kata tersebut dapat bermakna positif sebagai pendorong dalam menggeluti kegiatan.

Para anggota dengan berbagai macam latar belakang ini menjadikan Komunitas Pecandu Buku sebagai tempat menyalurkan minat membaca buku. Gairah mereka dalam membaca buku tidak pernah pupus. Terlebih, jika ada pembahasan buku dan menampilkan nama pengulas ke Instagram, semakin menambah semangat para anggotanya.

KPB tetap optimis tren membaca lewat buku bisa terus ditingkatkan, meski teknologi digital atau media online semakin gencar menawarkan cara membaca yang lebih praktis. Yuk, gabung!

Scroll To Top