"Selalu Ingat! Anak Anda HANYA Meniru Tindakan Anda. Orang Tua Terbaik = Role Model Terbaik."
Photo by Vitaly Gariev on Unsplash
Kita sering sibuk berburu sekolah unggulan dan les tambahan, namun abai terhadap satu investasi paling krusial: diri kita sendiri. Psikologi menunjukkan kebenaran mendasar—anak Anda pada dasarnya hanya meniru tindakan Anda! Kunci sukses anak Anda, kata psikologi, bukanlah pada apa yang Anda belikan, melainkan pada apa yang Anda tunjukkan.
Lima kebiasaan sehari-hari ini harus Anda tunjukkan sebagai teladan, karena kebiasaan inilah yang akan membentuk masa depan anak Anda:
1. Tunjukkan Proses Perjuangan, Bukan Hanya Hasil Akhir
Di era media sosial, kita terbiasa menampilkan highlight kesuksesan seolah hidup kita tanpa rintangan. Padahal, anak sangat membutuhkan untuk melihat Anda berjuang, mencoba lagi setelah menemui kegagalan, dan bangkit kembali. Jangan pernah sembunyikan struggle Anda. Biarkan anak melihat Anda frustrasi namun tetap berusaha. Ketika Anda gagal, biarkan mereka mendengar Anda berkata, "Yah, kali ini gagal, tapi Papa/Mama belajar X dan besok coba cara Y." Anak yang melihat orang tuanya tangguh setelah terjatuh akan tumbuh dengan mentalitas anti-rapuh (grit). Mereka akan memahami bahwa kegagalan hanyalah bagian dari proses, bukan akhir dari segalanya.
Photo by Vitaly Gariev on Unsplash
2. Jadilah Pembelajar Seumur Hidup
Jangan biarkan anak berpikir bahwa belajar hanya terjadi di sekolah. Mereka perlu melihat Anda sebagai pembelajar abadi, yang mengaktifkan Growth Mindset setiap saat. Jadikan rasa penasaran menular. Sibukkan diri Anda dengan hobi baru, membaca buku non-fiksi, atau mengikuti kursus daring. Ketika anak bertanya, "Papa/Mama lagi ngapain?" Jawablah, "Lagi belajar hal baru, seru lho!" Tunjukkan bahwa Anda menghargai usaha lebih dari hasil instan. Dengan ini, Anda mematahkan mitos bahwa orang sukses adalah mereka yang "berbakat sejak lahir."
3. Latih Akuntabilitas dan Komitmen
Salah satu penentu sukses terbesar dalam dunia profesional adalah akuntabilitas. Anak perlu melihat Anda mengambil tanggung jawab penuh atas peran Anda. Untuk itu, ambil tanggung jawab penuh dan libatkan mereka dalam tugas rumah tangga. Psikologi sepakat, anak yang melakukan tugas rumah memiliki rasa empati dan kemampuan kolaborasi yang lebih baik. Yang paling penting, jika Anda berjanji mengajaknya ke taman namun lupa, mengakui kesalahan adalah kunci. Katakan, "Papa/Mama salah, dan Papa/Mama minta maaf. Besok kita pasti ke sana." Inilah cara mengajarkan kejujuran dan akuntabilitas sejati.
Photo by Vitaly Gariev on Unsplash
4. Prioritaskan Kebaikan daripada Kekayaan
Di tengah persaingan, mudah bagi kita mengukur kesuksesan hanya dari gaji dan jabatan. Namun, anak harus tahu bahwa nilai karakter jauh lebih berharga. Alih-alih selalu menanyakan, "Kamu dapat nilai berapa?" Cobalah ganti dengan, "Apa hal baik yang kamu lakukan untuk temanmu hari ini?" Atau, "Bagaimana perasaan temanmu karena bantuanmu?" Jadilah teladan empati dengan membiarkan anak melihat Anda membantu orang lain, misalnya memberi tempat duduk di transportasi umum. Kebaikan yang terlihat akan secara otomatis menanamkan empati pada anak Anda.
5. Hargai Waktu yang Berkualitas (Quality Time)
Ini bukan soal menghabiskan 24 jam bersama, melainkan tentang kehadiran yang total saat Anda bersama mereka. Ketika Anda sedang bermain atau berbicara dengan anak, singkirkan handphone Anda—hadirlah sepenuhnya. Tunjukkan bahwa waktu Anda bersamanya adalah hal yang paling utama di dunia. Selain itu, tunjukkan pula cara Anda mengelola emosi dan berkomunikasi secara sehat dengan pasangan Anda. Ini adalah cetak biru relasi yang akan mereka tiru saat dewasa nanti.
Photo by Christi Marcheschi on Unsplash
WRAP-UP!
Memiliki anak yang mencapai potensi maksimal tidak perlu melalui pemaksaan atau biaya mahal. Kunci sesungguhnya terletak pada fokus Anda sendiri. Alih-alih berusaha mengubah anak Anda, berusahalah menjadi versi terbaik dari diri Anda, dan anak Anda akan secara alami menirunya. Ingat, investasi terbesar yang akan Anda tanamkan untuk masa depan cemerlang mereka ternyata bukanlah uang atau fasilitas, melainkan konsistensi dan kualitas kebiasaan harian Anda sendiri.
