Contact Us
Find Our Page
// Instagram
// Follow Us

Tren Gaya Hidup Gen Z vs Milenial: Apa Bedanya?

Alinear Indonesia
22 September 2025
84
Tren Gaya Hidup Gen Z vs Milenial: Apa Bedanya?

"Sekilas, gaya hidup Generasi Milenial dan Gen Z memiliki kemiripan. Tapi ternyata kalau dilihat lebih jauh ternyata ada perbedaanya, lho."

Photo by Isi Parente on Unsplash
 
Generasi Milenial dan Gen Z tampak memiliki kemiripan, sama-sama hidup berdampingan dengan teknologi. Namun, jika kita melihat lebih jauh, perbedaan gaya hidup mereka bukanlah sekadar tren, melainkan cerminan dari pengalaman hidup dan dunia yang mereka pijak.
 
Milenial (lahir 1981-1996) adalah pionir digital—mereka tumbuh di era transisi dari dunia analog ke internet. Sebaliknya, Gen Z (lahir 1997-2012) adalah penduduk asli digital—mereka tak pernah mengenal dunia tanpa internet, media sosial, atau krisis global. Perbedaan fundamental ini membentuk cara pandang dan pilihan hidup mereka secara mendalam.
 

Photo by Jon Ly on Unsplash
 
1.⁠ ⁠Cara Belanja: Pengalaman Vs Kecepatan
Generasi ini tumbuh bersamaan dengan kebangkitan brand storytelling dan Direct-to-Consumer (DTC) brands. Bagi mereka, belanja bukan hanya soal membeli barang, tapi juga membeli sebuah narasi. Mereka rela membayar lebih untuk pengalaman dan nilai sebuah brand yang selaras dengan identitas mereka, seperti sustainability, etika, atau lifestyle tertentu. Belanja menjadi cara untuk menunjukkan siapa mereka di dunia yang semakin terhubung.
 
Berbeda, Gen Z lahir di tengah banjir informasi dan paparan iklan yang tak henti. Mereka cenderung skeptis terhadap narasi brand yang dibuat-buat. Fokus mereka lebih pada kecepatan, transparansi, dan efisiensi. Mereka menginginkan produk yang sesuai kebutuhan dengan harga terbaik, tanpa gimmick. Platform seperti TikTok Shop dan Shopee menjadi favorit karena memungkinkan mereka berbelanja secara instan, sering kali langsung dari konten yang mereka konsumsi.
 

Photo by manas rb on Unsplash
 
2.⁠ ⁠Media Sosial: Kurasi Sempurna vs. Autentisitas Mentah – Instagram Feed Vs TikTiok Video
Instagram dan Facebook tumbuh di era "perfeksionisme digital". Milenial belajar mengelola feed yang estetik dan rapi, layaknya sebuah portofolio digital yang dikurasi dengan cermat. Konten mereka sering kali menampilkan kehidupan yang tampak sempurna, dengan caption yang puitis dan panjang. Media sosial bagi mereka adalah panggung untuk memproyeksikan citra ideal.
 
Sebagai reaksi terhadap "realitas yang dikurasi" ini, Gen Z menuntut kejujuran dan spontanitas. TikTok menjadi "rumah" mereka karena platform ini memprioritaskan konten yang apa adanya, mentah, dan sering kali konyol. Mereka tidak ragu menunjukkan sisi rentan dan humor mereka, memecah sekat antara kehidupan nyata dan digital. Bagi Gen Z, media sosial adalah tempat untuk menjadi diri sendiri, bukan untuk berakting.
 
 
3.⁠ ⁠Dunia Kerja: Keamanan Stabilitas vs. Fleksibilitas
Banyak Milenial memasuki dunia kerja di tengah atau setelah krisis finansial global 2008. Pengalaman ini membentuk pola pikir yang mengutamakan stabilitas dan keamanan. Mereka mengejar karier korporat, fokus pada kenaikan jabatan, dan terbiasa dengan konsep jam kerja 9-to-5. Bagi mereka, kerja keras adalah jalur utama menuju kesuksesan finansial dan karier.
 
Gen Z tumbuh di era gig economy dan remote working yang semakin lumrah. Mereka menyaksikan bagaimana teknologi mengubah cara kerja secara fundamental. Hal ini membuat mereka lebih menekankan fleksibilitas, keseimbangan kerja (work-life balance), dan tujuan (purpose). Mereka tak takut mengeksplorasi freelance, side hustle, atau membangun bisnis sendiri, karena mereka percaya kesuksesan tidak harus datang dari satu jalur karier yang kaku.
 
 
4.⁠ ⁠Gaya Hidup Sehat: Fokus Fisik / Gym vs. Keseimbangan Holistik
Tren gaya hidup sehat di kalangan Milenial sering kali berpusat pada kesehatan fisik—berlangganan gym, mengikuti kelas yoga, atau diet populer. Ini adalah upaya untuk meraih versi diri yang lebih baik melalui disiplin fisik.
 
Tumbuh di tengah pandemi, krisis iklim, dan tekanan sosial yang tinggi, Gen Z memiliki kesadaran mendalam akan pentingnya kesehatan mental. Bagi mereka, konsep sehat lebih holistik, mencakup self-care, terapi, mindful eating, hingga pilihan gaya hidup berkelanjutan seperti plant-based diet. Ini bukan hanya soal terlihat sehat, tetapi juga tentang merasa aman dan seimbang di dunia yang penuh tantangan.
 
 
5.⁠ ⁠Keuangan: Investasi Jangka Panjang vs. Kekayaan Pengalaman
Banyak Milenial mulai rajin berinvestasi di instrumen seperti saham, reksadana, atau properti. Pilihan ini didorong oleh keinginan untuk membangun keamanan finansial jangka panjang yang tidak mereka lihat pada generasi sebelumnya. Aplikasi investasi yang mudah diakses turut mempermudah langkah ini.
 
Gen Z lebih berani membelanjakan uang untuk pengalaman langsung seperti traveling, menonton konser, atau menikmati kuliner unik. Sikap ini sering kali dikaitkan dengan keinginan untuk carpe diem (menikmati hari ini). Mereka tumbuh dengan kesadaran bahwa masa depan bisa jadi tidak menentu, sehingga pengalaman yang dapat dinikmati saat ini menjadi investasi yang tak ternilai.
 
 
Kesimpulan: Dua Generasi, Dua Visi Dunia
Pada akhirnya, perbedaan antara Milenial dan Gen Z adalah cerminan dari dua visi dunia yang berbeda. Milenial adalah generasi yang belajar beradaptasi dengan perubahan, sementara Gen Z adalah generasi yang lahir dan tumbuh di tengah perubahan itu sendiri.
 
Milenial mungkin lebih idealis dan terikat pada pencapaian jangka panjang, sementara Gen Z lebih realistis, fleksibel, dan fokus pada nilai-nilai yang otentik. Perbedaan ini tidaklah lebih baik atau lebih buruk, melainkan justru membuat dinamika masyarakat modern menjadi semakin kaya dan menarik untuk dipelajari.

Videos & Highlights

Editor's Choice