ID | EN

7 Kiat Sukses Berbisnis dengan Pasangan

Sukses membangun bisnis bersama pasangan dengan kiat ini, memiliki kecocokan karakter, menyusun business plan, buat kesepakatan modal dan untung, pembagian tugas, buat surat perjanjian, keterbukaan dan bersikap profesional saat menghadapi masalah.

Adakah hal lain yang lebih menyenangkan dibanding dengan merintis bisnis bersama pasangan dan mengecap manisnya kesuksesan atas kerja keras Anda berdua? Hal tersebut juga pernah dirasakan oleh pasangan asal Korea yang menjadi ‘otak’ dibalik kesuksesan merek pakaian Forever 21.

Prinsip yang diterapkan oleh pasangan asal negeri Ginseng, Korea, Do Won Chang dan sang istri Jin Sook Chang membuktikan jika bisnis yang digeluti bersama pasangan bisa meraih kesuksesan.

Menurut Chang, kesuksesan tidak dapat diraih dengan cara instan. Semua hal butuh proses, kuncinya adalah tidak mudah menyerah, tidak pernah berhenti belajar dan senantiasa bersyukur.

Memang bukan perkara mudah untuk dapat menjalankan bisnis bersama pasangan tanpa melewati banyak hambatan. Sebelum hal tersebut terjadi, sebaiknya Anda dan pasangan mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini ketika hendak terjun di dalam sebuah bisnis agar mendapatkan keuntungan yang sama, tidak sekadar asal-asalan berbisnis.

1. Kecocokan Karakter

photo source: pixabay.com

Ketika hendak merintis bisnis dengan pasangan, Anda dan pasangan tentu harus memiliki kecocokan karakter. Sebab, bisnis tersebut merupakan hal serius yang harus Anda lakukan bersama pasangan dalam jangka panjang. Akan jauh lebih baik jika Anda dan pasangan memiliki kesamaan visi dan misi dalam membangun pondasi bisnis.

Biasanya, bisnis yang dijalankan bersama pasangan membuat seseorang bersifat lebih ‘longgar’ atau serba memperbolehkan. Kelebihan membangun bisnis dengan pasangan adalah dapat mengenal sifat masing-masing, namun hal tersebut juga bisa jadi boomerang jika sifat serba memperbolehkan muncul. Bisa jadi usaha yang belum lama dirintis berada di ambang kehancuran.

Yang perlu Anda ingat adalah tidak semua orang dapat Anda pilih untuk menjalankan sebuah bisnis, termasuk pasangan yang mungkin sudah lama Anda kenal. Yakinkan diri Anda, apakah pasangan Anda saat ini benar-benar memiliki kecocokan karakter dengan Anda atau tidak. Mengapa? Jika karakter Anda dan pasangan sudah cocok, usaha yang dijalankan pun tidak setengah-setengah. Anda dan pasangan akan menjalankan dengan penuh pengertian dan sepenuh hati.

Adapun unsur kecocokan yang dapat Anda jadikan pedoman dalam memilih teman berbisnis, seperti pasangan, antara lain kesamaan visi dan misi, adanya chemistry dan berkomitmen untuk sama-sama mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing.

Dalam hal ini, komitmen dalam segala hal yang berkaitan dengan bisnis juga berperan penting untuk menjamin kesuksesan. Harus ada pembagian tanggung jawab, tugas kerja hingga hasil usaha yang jelas. Semuanya harus didiskusikan dan disesuaikan dengan potensi atau kemampuan masing-masing.

Jangan sampai apa yang ditentukan melenceng dari potensi yang Anda atau pasangan miliki. Memilih jenis usaha (bisnis) pun demikian, ada baiknya untuk menekuni bisnis yang memang sesuai dengan passion (minat) serta keahlian yang Anda dan pasangan miliki. Sehingga risiko kegagalan dapat ditekan seminimal mungkin. Selain itu, teliti kembali pasar yang ada saat ini, jangan sampai bisnis yang sudah sesuai dengan passion dan keahlian Anda tidak dapat berkembang di pasaran.

2. Susun Business Plan dengan Matang

photo source: pixabay.com

Perencanaan yang benar-benar matang menjadi pondasi utama dalam menjalankan bisnis bersama pasangan. Rencana yang Anda susun bersama pasangan akan membantu masing-masing pihak mengerti apa yang menjadi tanggung jawab dan kewajibannya dalam berbisnis. Nah, sebelum menyusun business plan (rencana kerja), tanyakan hal ini pada diri Anda dan pasangan.

Apa yang sebenarnya menjadi motivasi Anda berdua ketika memutuskan untuk berbisnis? Hal apa yang Anda harapkan dari bisnis ini dalam waktu 3 tahun ke depan? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu layaknya kompas yang menuntun kemana arah bisnis yang akan Anda jalani. Selain dapat dijadikan ‘pegangan’ dalam membuat business plan, pertanyaan demikian bisa tetap Anda pegang saat berbeda pendapat dengan pasangan.

Business plan sendiri merupakan sebuah rencana berisi langkah-langkah apa saja yang harus direalisasikan oleh Anda dan pasangan mulai dari merintis hingga mengembangkan sebuah bisnis hingga meraih kesuksesan.

Biasanya business plan dibuat sistematis sehingga membuat bisnis yang Anda jalankan bersama pasangan lebih terarah. Contohnya, untuk dapat membangun sebuah bisnis sesuai dengan harapan, Anda dan pasangan tentu harus membuat rencana jenis bisnis apa yang akan digeluti, berapa biayanya, butuh berapa lama untuk ‘balik modal’ dan lain sebagainya.

Jika business plan-nya tidak dibuat secara matang, kemungkinan besar, Anda dan pasangan tidak fokus menjalankannya. Sebab, apapun jenis usahanya, suatu saat dapat berubah karena ada banyak pilihan. Dengan kata lain, business plan membantu Anda dan pasangan mewujudkan mimpi dalam meraih kesuksesan berbisnis.

Tahukah Anda jika business plan juga berguna untuk memberikan gambaran hasil yang dapat dipetik di masa yang akan datang? Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi di kemudian hari. Yang dapat Anda lakukan hanya memprediksikan dan terus berusaha.

Dengan membuat business plan, hasil bisnis yang saat ini Anda geluti setidaknya dapat diprediksikan hingga prediksi tersebut dapat direalisasikan menjadi kenyataan. Misalnya, bisnis yang Anda geluti butuh dana yang tidak sedikit, business plan tersebut berguna untuk mencari sumber modal (dana), seperti investor.

Business plan yang Anda buat akan memudahkan Anda untuk menyusun proposal (pengajuan) agar calon investor yakin untuk menanam modal nya pada bisnis yang akan Anda geluti bersama pasangan. Sumber dana tersebut dapat Anda manfaatkan untuk meraih kesuksesan.

3. Buat Kesepakatan Modal dan Untung

photo source: pixabay.com

Kesepakatan yang dimaksud adalah kesepakatan dalam pembagian modal, keuntungan dan risikonya jika mengalami rugi. Sebab, ketiganya merupakan hal sensitif ketika dibicarakan.

Meski sungkan, Anda wajib membahas ketiga hal sensitif tersebut dengan pasangan. Contohnya, pasangan Anda memegang peranan sebagai investor, sementara yang menjalankan bisnisnya Anda, maka pembagian modal dan hasilnya bisa 50 – 50.

Pembagian hasil juga bisa didasarkan pada job desk (tugas) masing-masing. Yang memegang peranan penting dan mengemban tugas lebih banyak berhak mendapat porsi yang lebih besar. Hal tersebut tentunya disesuaikan dengan kesepakatan yang dibuat.

Bicara mengenai bisnis tentu tidak akan luput dari yang namanya risiko kerugian. Anda tentu tidak ingin hubungan yang Anda jalani harus berakhir karena terjadi pertengkaran saat menghadapi hambatan. Baik Anda maupun pasangan tentu tidak ingin modal yang ditanam hilang begitu saja bahkan tidak ‘balik modal’ karena pertengkaran yang menyebabkan bisnis tidak dapat berlanjut, bukan?

Oleh sebab itu, luangkan sedikit waktu untuk rutin berdiskusi. Tidak hanya berdiskusi mengenai progress report saja, namun juga mendiskusikan cara untuk menganggulangi kerugian yang tidak dapat diprediksi kedatangannya. Jangan pernah menganggap remeh hambatan yang Anda hadapi saat berbisnis. Saat dihadapi dengan sebuah masalah, jangan saling menyalahkan. Fokus pada tugas kerja masing-masing dan selesaikan dengan sikap profesional.

Hal lain yang dapat Anda lakukan untuk menghindari terjadinya selisih paham mengenai keuntungan adalah membuat pembukuan terperinci. Tuliskan secara rinci besarnya modal (berapa besar modal masing-masing pihak atau investor jika melibatkan pihak ketiga) hingga laba (untung) yang didapat.

Agar tidak tercampur, pisahkan keuangan Anda dan pasangan, setidaknya dalam tiga rekening berbeda. Satu rekening khusus untuk Anda, satu rekening khusus untuk pasangan dan satu lainnya digunakan sebagai rekening bersama. Rekening bersama digunakan untuk berhubungan dengan pembeli, sementara rekening Anda dan pasangan digunakan sebagai tempat menabung dari keuntungan yang didapat dan dibagi secara adil.

Kuncinya adalah berkomunikasi agar dapat memahami keinginan satu sama lain dalam berbisnis. Komunikasi yang baik membuat masing-masing pihak dapat menerima kritik dan berupaya lebih baik lagi dalam bekerja.

4. Membagi Tugas

photo source: pixabay.com

Merasa memiliki kecocokan karakter, berhasil menyusun business plan secara matang, pembagian modal bisnis dan hasil keuntungan pun sudah jelas, kini saatnya melangkah ke poin yang tak kalah penting, yakni membagi tugas.

Seperti yang sempat disinggung pada poin sebelumnya, pembagian tugas dalam menjalankan bisnis bersama pasangan itu penting. Dalam menjalankan sebuah usaha, tentu Anda harus menyiapkan produk yang akan dijual dan mencari calon pelanggan. Sebagai contoh, bisnis yang Anda jalankan adalah jual gitar.

Pembagian tugas di sini dapat dilakukan dengan menentukan siapa yang harus fokus terhadap produk seperti mencari pengrajin gitar berkualitas dengan harga terjangkau, sementara yang lain fokus melakukan promosi penjualan.

Dengan pembagian tugas yang jelas, Anda dan pasangan tidak akan merasa terbebani dengan tugas yang diberikan. Di samping itu, Anda dan pasangan akan jauh lebih fokus dan mampu mengerjakan tugas secara konsisten karena memiliki peran masing-masing dalam usaha tersebut.

Anda dan pasangan juga dapat menentukan pihak mana yang berhak mengambil keputusan dalam bisnis tersebut. Karena bisnis yang dirintis didirikan oleh dua orang atau lebih, Anda tentu harus mendiskusikan hingga matang terkait dengan siapakah yang berhak mengambil keputusan.

Setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda, jika semuanya berlomba-lomba mengambil keputusan kemungkinan besar bisnis yang Anda rintis bersama pasangan berada di ambang kehancuran. Dengan memilih satu orang yang kompeten untuk mengambil keputusan, maka bisnis yang Anda jalankan bersama pasangan dapat berjalan dengan lancar.

5. Buat Surat Perjanjian

photo source: pixabay.com

Poin ini juga penting untuk dibuat sebelum memutuskan untuk berbisnis dengan pasangan. Guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan oleh Anda dan pasangan, ada baiknya untuk membuat surat perjanjian yang disepakati dan tidak memberatkan masing-masing pihak.

Surat perjanjian ini berfungsi sebagai landasan untuk menentukan visi, misi dan komitmen. Selain itu, surat perjanjian bertugas sebagai pembimbing saat Anda dan pasangan berselisih paham. Dalam berbisnis ada saja hal yang tidak diharapkan timbul karena ego masing-masing atau kepentingan salah satu pihak.

Surat perjanjian juga dapat memuat kesepakatan yang dibuat dan disepakati oleh kedua belah pihak, baik pembagian modal, bagi hasil maupun jika salah satu pihak memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan bisnis tersebut. Tidak hanya untuk bisnis skala besar saja, surat perjanjian juga berlaku untuk usaha kecil.

Misal, ketika bisnis yang dibangun gagal, ada ‘harga’ yang harus Anda pertaruhkan, bukan hanya sekadar materi (uang), namun juga hubungan dengan pasangan. Itu sebabnya surat perjanjian penting dibuat untuk menekan risiko demikian.

Sebelum merancang surat perjanjian, pikirkan baik-baik segala konsekuensinya, diskusikan hingga tidak ada pihak yang merasa harus mengorbankan lebih banyak hal, termasuk uang, tenaga dan tanggung jawab dibanding pihak lain. Selagi Anda dan pasangan memiliki passion bisnis yang kuat, tentu mampu menghindari konflik-konflik yang membuat bisnis tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan. Singkatnya, surat perjanjian berlandaskan hukum yang Anda buat dengan pasangan dilakukan untuk berjaga-jaga. Surat tersebut harus bisa membuat pihak yang terkait dalam bisnis tidak berani melanggar isi surat perjanjian yang dibuat.

6. Saling Terbuka

photo source: www.fmmagazine.com.au

Sikap saling terbuka tentu diperlukan dalam membangun bisnis bersama dengan pasangan. Anda dan pasangan harus meluangkan waktu untuk mendiskusikan segala sesuatunya setiap hari. Misalnya evaluasi setiap hari, hal tersebut membantu Anda dan pasangan jadi lebih vokal untuk menyampaikan ganjalan yang dirasa. Dari situ, Anda dan pasangan sama-sama belajar dan mengetahui hal apa sih yang sebenarnya diinginkan.

Biasakan untuk mengucapkan kata ‘tolong’ setiap kali meminta bantuan pasangan, begitu pula dengan ‘terima kasih’ setiap kali pasangan berhasil melakukan suatu hal. Selain merasa lebih dihargai, kedua ucapan yang kerap dianggap sepele oleh banyak orang tersebut menjadi pemicu untuk bekerja jauh lebih baik lagi.

7. Profesional

photo source: shutterstock.com

Rasanya, tantangan terbesar menjalankan bisnis bersama pasangan adalah bersikap secara profesional. Mampukan Anda bersikap profesional dengan tidak mencampurkan masalah personal dengan bisnis?

Meski Anda memiliki hubungan khusus dengan pasangan, bukan berarti dalam berbisnis Anda berdua bersikap dan bertindak tidak profesional. Dalam menjalani bisnis tentunya akan ada banyak sekali rintangan yang mau tidak mau harus dihadapi dan diselesaikan. Disini, Anda dan pasangan harus bisa bersikap profesional. Ketika menghadapi masalah personal, kesampingkan atau selesaikan terlebih dahulu. Jika tidak begitu hubungan bisnis maupun personal Anda terancam berakhir.

Untuk meluruhkan rasa canggung saat dihadapi dengan masalah personal maupun bisnis ada beberapa hal yang dapat Anda dan pasangan lakukan. Pertama, ajak bicara empat mata untuk mengetahui sumber masalah. Kedua belah pihak harus mau mendengarkan apa yang disampaikan terkait dengan permasalahan.

Kedua, bangun kembali percakapan dengan kepala dingin yang didasari oleh rasa peduli dan kejujuran. Konsentrasi pada hal-hal yang bisa dijadikan solusi, dengan begitu masalah personal Anda dan pasangan tidak akan mempengaruhi pekerjaan (bisnis). Kesampingkan perasaan, jika memang salah terima kritik (masukan) dengan besar hati.

Usahakan untuk tidak meminta bantuan orang ketiga. Pandangan dan masukan yang diberikan bisa jadi bumerang terhadap masalah yang tengah Anda hadapi. Sebisa mungkin, sebelum mengambil keputusan, selalu ingat bahwa ini merupakan keputusan bersama untuk bekerja sama dengan pasangan.

Meski menjalankan bisnis secara profesional, Anda juga tidak boleh melewatkan quality time bersama pasangan. Luangkan waktu di tengah padatnya aktivitas untuk meredam pressure (tekanan) yang muncul saat menghadapi masalah. misalnya menonton acara atau film favorit di rumah sambil mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut supaya tidak ada salah satu pihak yang merasa ‘diandalkan’ oleh pasangannya.

Memang tidak mudah dilakukan, namun jika keenam poin di atas dilakukan secara benar sedari awal, pekerjaan (bisnis) yang dilakukan bersama pasangan akan terasa lebih menyenangkan. Fokus pada niat awal untuk kebahagiaan dan kesuksesan bersama.

 

 

Scroll To Top